Bumi tak mungkin melebar, sementara dunia makin sesak oleh
pertumbuhan manusia yang kian tak terkendali. Kondisi tersebut membuat
konsep kota pun berubah -- tak harus menjejak tanah, namun dibayangkan
bisa mengapung bahkan melayang di langit.
Venesia, Kopenhagen, bisa masuk kategori kota terapung -- meski tak benar-benar mengambang -- dengan kanal-kanal yang membelah kompleks pemukiman dan pusat keramaian.
Yang benar-benar mengambang mungkin baru level kampung, seperti di
perairan Yan Ma Tei di Causeway Bay, Hong Kong yang pada Abad ke-20
ditinggali komunitas Tanka. Atau Kampung Laut di Cilacap, Jawa Tengah,
yang kini berdiri di atas tanah akibat sedimentasi di Segara Anakan.
Sementara, kota melayang
di langit baru sekedar kisah fiksi sains atau proposal di atas kertas,
seperti yang diajukan Buckminster Fuller dalam konsep megastruktur Cloud
Nine.
Cloud Nine dibayangkan berbentuk lingkaran geodesik (geodesic sphere)
yang melayang bebas di langit, yang memungkinkan para penghuninya
menerapkan gaya hidup berpindah, sekaligus menjadi solusi untuk
mengatasi menipisnya sumber daya alam di Bumi.
Kota yang melayang di langit memang baru angan-angan, namun sejumlah orang mengaku melihat penampakannya di atas awan.
Ada yang menganggap bahwa penampakan kota yang melayang itu berasal
dari dimensi lain, para ilmuwan menyebutnya sebagai fatamorgana atau
perbuatan orang iseng, namun ada juga yang membayangkannya sebagai visi
masa depan manusia.
Berikut dua penampakan kota yang melayang di langit, yang paling menghebohkan dan ramai diberitakan:
0 komentar